Info Pemasangan Iklan

Info Pemasangan Iklan

Selasa, 10 Februari 2015



Yayasan Sayap Ibu
Berbagi Kasih
tanpa Memandang SARA




Menyadari minimnya sarana sosial untuk Anak Penyandang Disabilitas (APD), Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten, yang awalnya hanya memfokuskan pelayanan untuk anak disabilitas terlantar di dalam panti, kini juga memfasilitasi berbagai upaya rehabilitasi APD yang terbuka untuk semua APD dari keluarga miskin. 


Program jangka panjang Yayasan Sayap Ibu, membangun sebuah pusat rehabilitasi, sehingga semua APD dari keluarga miskin juga bisa mendapatkan berbagai pelayanan medis dan non medis secara gratis.
Dalam sebuah kesempatan, pada hari Sabtu, 17 Januari 2015, LDS dari Gereja Yesus Kristus mengadakan serah terima bantuan kepada YSI-Banten dalam bentuk pengadaan peralatan klinik gigi sebagai sarana penunjang pencapaian pelayanan maksimal untuk APD.
Di hari yang sama, YSI-Banten juga menerima sumbangan dari dr. Titi, pemilik Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) Lestari dalam bentuk tanaman herbal dan pohon rambutan yang langsung ditanam bersama anak-anak YSI-Banten sebagai salah satu bentuk terapi motorik untuk anak-anak disabilitas.
Bantuan dari LDS Gereja Yesus Kristus dan RSIA Lestari ini merupakan bentuk  kepedulian masyarakat inklusif terhadap disabilitas,“ jelas Renowati Hardjosubroto, Humas YSI-Bintaro.

Circle of Friends
Yayasan Sayap Ibu cabang Provinsi Banten merupakan panti penyantunan dan rehabilitasi anak cacat ganda terlantar. Lembaga non profit dan non pemerintah ini resmi terbentuk pada tanggal 1 Oktober 2005, berlokasi di Graha Bintaro, Tangerang Selatan.
Yayasan Sayap Ibu cabang Banten memiliki berbagai relawan dan donatur dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi, serta melintasi perbedaan suku, agama, ras, dan bangsa, untuk dapat berbagi kasih sayang, berbagi kebahagiaan dan memberikan kehidupan yang lebih baik lagi bagi anak-anak disabilitas.
“Kini, kami tengah mengampanyekan program circle of friends, yaitu siapapun dapat berkontribusi sebagai sahabat anak-anak kami. Misalnya untuk pendidikan, kemandirian, kesehatan, bermain, terapi, ahli gizi, dan sebagainya,“ pungkas Renowati Hardjosubroto.

Teks: Benino Aspiranta - Foto: Dokumentasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar