Pelepah Pisang Jadi Tas,
Tembus Pasar Mancanegara
Banana Paper
Craft atau dikenal dengan
kerajinan tangan dari batang pisang, jadi profesi yang menjanjikan di tangan
Achsin Mudoffar. Terbukti, kerajinan tangan warga yang tinggal di bilangan Pondok Pucung ini sudah menembus pusat
perbelanjaan skala besar. Bahkan sampai ke Belanda dan Jamaika.
Pria
kelahiran
Lamongan tahun 1949 ini mengaku, bisnis yang ia
geluti
berawal dari coba-coba. Melihat banyaknya batang pisang yang tidak terpakai, ia mencoba
mengembangkan kegunaan pelepah pisang lebih jauh. “Tas pelepah
pisang tidak jauh kualitasnya dengan barang yang ada di pasaran,” kata
Mudoffar.
Proses menjadikan
pelepah pisang menjadi bahan baku pembuatan tas atau dompet tidak rumit
walaupun juga tidak mudah. Setidaknya, tidak semua pelepah pisang dapat diolah
menjadi bahan baku tas. Hanya Pisang Batu, Pisang Raja Serah, dan Pisang Mas
yang dapat diolah. Proses pengolahan pun memakan waktu sepekan.
Dimulai dari
proses pemilahan pelepah pisang. Bahan dasarnya, pelepah pertama
hingga baris kelima. Kemudian, pelepah tersebut dijemur selama lima hari. Pasca
dijemur, kadar air di pelepah pisang akan mulai berkurang meskipun tidak kering
secara keseluruhan. Selain itu, warna hijau pelepah pisang seiring dijemur di terik
matahari, akan berubah menjadi tekstur warna cream.
Proses
selanjutnya, memola pelepah pisang yang sudah dijemur sesuai
dengan ukuran tas atau dompet yang akan dibuat. Setelah terbentuk pola, maka
pelepah pisang tersebut dilapisi karton menggunakan lem. Selanjutnya, dijahit sesuai
dengan bentuk yang diinginkan. Secara umum, untuk membuat satu tas, dibutuhkan
10 hingga 15 kelopak pelepah pisang.
Duta Kota Tangsel
Dari coba-coba, akhirnya
menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan. Ayah dua anak ini
pun mendapat prestasi yang cukup membanggakan. Yakni, menjadi duta
kerajinan tangan Kota Tangsel ke beberapa daerah. Dari kesempatan itu, ia juga mendapat
peluang untuk memasarkan ke daerah-daerah di Indonesia.
Salah satunya, kala menjadi duta Kota Tangsel ke Batam, Kepulauan
Riau.
“Saya mendapat
kesempatan jadi pembicara mewakili Kota Tangsel ke daerah dari sisi kerajinan
tangan. Bagi saya itu sudah sangat luar biasa. Karena saya dapat memberikan
masukan bagi warga yang ingin mencoba menjadi wirausaha,” paparnya.
Selain membuka show room di kediamannya, kerajinan
tangan yang sudah ia geluti sejak 1995, sudah dapat ditemui di
beberapa kawasan perbelanjaan. Sebut saja untuk kawasan Jakarta, sudah
dipasarkan di Sarinah Thamrin, Blok M Plaza, dan Pasaraya. Di kawasan
Tangsel, dapat dijumpai di Plaza Bintaro Jaya, Lotte
Mall
Bintaro, dan WTC Matahari Mall Serpong.
Teks dan foto: Intan Widiasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar