Info Pemasangan Iklan

Info Pemasangan Iklan

Kamis, 12 Februari 2015





Pelepah Pisang Jadi Tas,
Tembus Pasar Mancanegara



 Banana Paper Craft atau dikenal dengan kerajinan tangan dari batang pisang, jadi profesi yang menjanjikan di tangan Achsin Mudoffar. Terbukti, kerajinan tangan warga yang tinggal di bilangan Pondok Pucung ini sudah menembus pusat perbelanjaan skala besar. Bahkan sampai ke Belanda dan Jamaika.

Pria kelahiran Lamongan tahun 1949 ini mengaku, bisnis yang ia geluti berawal dari coba-coba. Melihat banyaknya batang pisang yang tidak terpakai, ia mencoba mengembangkan kegunaan pelepah pisang lebih jauh. “Tas pelepah pisang tidak jauh kualitasnya dengan barang yang ada di pasaran,” kata Mudoffar.
Proses menjadikan pelepah pisang menjadi bahan baku pembuatan tas atau dompet tidak rumit walaupun juga tidak mudah. Setidaknya, tidak semua pelepah pisang dapat diolah menjadi bahan baku tas. Hanya Pisang Batu, Pisang Raja Serah, dan Pisang Mas yang dapat diolah. Proses pengolahan pun memakan waktu sepekan.
Dimulai dari proses pemilahan pelepah pisang. Bahan dasarnya, pelepah pertama hingga baris kelima. Kemudian, pelepah tersebut dijemur selama lima hari. Pasca dijemur, kadar air di pelepah pisang akan mulai berkurang meskipun tidak kering secara keseluruhan. Selain itu, warna hijau pelepah pisang seiring dijemur di terik matahari, akan berubah menjadi tekstur warna cream.
Proses selanjutnya, memola pelepah pisang yang sudah dijemur sesuai dengan ukuran tas atau dompet yang akan dibuat. Setelah terbentuk pola, maka pelepah pisang tersebut dilapisi karton menggunakan lem. Selanjutnya, dijahit sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Secara umum, untuk membuat satu tas, dibutuhkan 10 hingga 15 kelopak pelepah pisang.

Duta Kota Tangsel
Dari coba-coba, akhirnya menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan. Ayah dua anak ini pun mendapat prestasi yang cukup membanggakan. Yakni, menjadi duta kerajinan tangan Kota Tangsel ke beberapa daerah. Dari kesempatan itu, ia juga mendapat peluang untuk memasarkan ke daerah-daerah di Indonesia. Salah satunya, kala menjadi duta Kota Tangsel ke Batam, Kepulauan Riau.
“Saya mendapat kesempatan jadi pembicara mewakili Kota Tangsel ke daerah dari sisi kerajinan tangan. Bagi saya itu sudah sangat luar biasa. Karena saya dapat memberikan masukan bagi warga yang ingin mencoba menjadi wirausaha,” paparnya.
Selain membuka show room di kediamannya, kerajinan tangan yang sudah ia geluti sejak 1995, sudah dapat ditemui di beberapa kawasan perbelanjaan. Sebut saja untuk kawasan Jakarta, sudah dipasarkan di Sarinah Thamrin, Blok M Plaza, dan Pasaraya. Di kawasan Tangsel, dapat dijumpai di Plaza Bintaro Jaya, Lotte Mall Bintaro, dan WTC Matahari Mall Serpong.

Teks dan foto: Intan Widiasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar